"Runtuhkan Bait Suci ini, dan dalam tiga hari
Aku akan mendirikannya kembali."
Sang Guru berada di alun-alun kompleks Bait Suci.
Tetapi, ketika ia berkata, “Runtuhkan Bait Suci ini”,
Ia memikirkan tempatnya yang paling kudus,
yang tidak boleh dimasuki seorang awam pun.
Sang Guru katakan, “Runtuhkanlah tempat ini!”,
bukannya, “Aku akan meruntuhkan tempat ini”,
sebab ia tahu bahwa itulah yang akan dilakukan
oleh pimpinan Yahudi terhadap dirinya.
Pada waktu ia sudah dipaku di kayu salib,
Sang Guru masih diejek,
seolah ia pernah berminat
menghancurkan bangunan paling suci di Israel.
Sama seperti Allah, Guru tidak menghancurkan apa-apa.
Dia tidak menggantikan pula Bait Suci
dengan sebuah bangunan serba baru!
Ia membangun kembali tubuhnya sendiri
yang sudah dihancurkan karena dengki dan kebencian.
Kebangkitan Sang Guru telah menjadi tanda
berdirinya Bait Suci baru yang bukan pasar lagi,
bukan bank sentral atau mall juga,
tempat manusia mendewakan uang dan profit.
©SL, 09 Nov 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar