Setelah bekerja keras, berdagang dan menjadi rentenir, si kikir telah
menumpuk harta, tiga ratus ribu dinar. Ia memiliki tanah luas, beberapa
gedung, dan segala macam harta benda. Kemudian ia memutuskan untuk
beristirahat selama satu tahun, hidup nyaman, dan kemudian menentukan
tentang masa depannya.
Tetapi, segera setelah ia berhenti
mengumpulkan uang, Malaikat Maut muncul di hadapannya untuk mencabut
nyawanya. Si kikir pun berusaha dengan segala daya upaya agar Malaikat
Maut itu tidak jadi menjalankan tugasnya.
Si kikir berkata,
"Bantulah aku, barang tiga hari saja. Maka aku akan memberimu sepertiga
hartaku."Malaikat Maut menolak, dan mulai menarik nyawa si kikir.
Kemudian
si kikir memohon lagi, "Jika engkau membolehkan aku tinggal dua hari
saja, akan kuberi engkau dua ratus ribu dinar dari gudangku.
"Tetapi
Malaikat Maut pantang menyerah dan tak mau mendengarkannya. Bahkan ia
menolak memberi tambahan satu hari demi tiga ratus ribu dinar dari si
Kikir.
Akhirnya si kikir menulis berkata, "Kalau begitu, tolong beri aku waktu untuk menulis sebentar."
Kali
ini Malaikat Maut mengijinkannya, dan si kikir menulis dengan darahnya
sendiri: "Wahai manusia, manfaatkanlah hidupmu. Aku tidak dapat
membelinya dengan tiga ratus ribu dinar. Pastikan engkau menyadari nilai
dari waktu yang engkau miliki."
Oleh: Mahyudin Purwanto
seumber : heartnsouls.com
Kolose 4:5 Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.
Efesus 5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
mantap pra.....
BalasHapus