Setelah bekerja keras, berdagang dan menjadi rentenir, si kikir telah
menumpuk harta, tiga ratus ribu dinar. Ia memiliki tanah luas, beberapa
gedung, dan segala macam harta benda. Kemudian ia memutuskan untuk
beristirahat selama satu tahun, hidup nyaman, dan kemudian menentukan
tentang masa depannya.
Tetapi, segera setelah ia berhenti
mengumpulkan uang, Malaikat Maut muncul di hadapannya untuk mencabut
nyawanya. Si kikir pun berusaha dengan segala daya upaya agar Malaikat
Maut itu tidak jadi menjalankan tugasnya.
Tujuan Hidup
Yang suka sepeda dan menjiwai, tahu bener akan cerita berikut:
Ada tanjakan ada turunan…
Saat sedang menanjak, janganlah terlalu bernafsu mencapai puncak, atur nafas, atur tenaga, konstankan putaran, supaya efektif mencapai puncak dan konsentrasi tetap ada untuk menghadapi turunan.
Saat sedang menurun, Janganlah kaget hingga terlalu cepat menarik rem, kamu akan terjungkal dan makin terpuruk.
Ada tanjakan ada turunan…
Saat sedang menanjak, janganlah terlalu bernafsu mencapai puncak, atur nafas, atur tenaga, konstankan putaran, supaya efektif mencapai puncak dan konsentrasi tetap ada untuk menghadapi turunan.
Saat sedang menurun, Janganlah kaget hingga terlalu cepat menarik rem, kamu akan terjungkal dan makin terpuruk.
SI TUKANG KAYU
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah
perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut
pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan
kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia
merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya
dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.
Pemilik
perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia
lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah
untuk dirinya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.
Kesaksian Seorang Dokter.
Saat
makan siang dengan beberapa teman, salah seorang dokter bedah bertanya
kepada saya," dokter, operasi terhebat apakah yang pernah Anda lakukan?"
Saya bingung harus menjawab operasi yg mana. Saya sudah banyak melakukan operasi Dan semuanya menuntut keahlian, kesabaran, ketelitian yg tinggi. Kemudian saya teringat pada operasi yg dijalani oleh gadis kecil yg hanya mempunyai harapan 10% saja untuk hidup.
Saya bingung harus menjawab operasi yg mana. Saya sudah banyak melakukan operasi Dan semuanya menuntut keahlian, kesabaran, ketelitian yg tinggi. Kemudian saya teringat pada operasi yg dijalani oleh gadis kecil yg hanya mempunyai harapan 10% saja untuk hidup.
Sejarah Para Bapa Gereja
- Santo Petrus (33-64 atau 33-67)
- Santo Linus dari Tuscany (67-76)
- Santo Anacletus (atau Cletus) dari Roma (76-88)
- Santo Clement I dari Roma (88-97)
- Santo Evaristus dari Yunani (97-105)
- Santo Alexander I dari Roma (105-115)
- Santo Sixtus I dari Roma (115-125)
- Santo Telesphorus dari Yunani (125-136)
- Santo Hyginius dari Athena, Yunani (136-140)
- Santo Pius I dari Aquileia (140-155)
- Santo Anicetus dari Emesa, Syria (155-166)
- Santo Soter dari Campagna, Italia (166-175)
- Santo Eleutherius dari Nicopolis di Epirus, Yunani (175-189)
Dosa - dosa Ringan dan Dosa Berat
Alkisah, Ada dua orang pendosa mengunjungi seorang pemuka agama yang bijak dan meminta nasehatnya.
"Kami telah melakukan suatu dosa," kata mereka dan suara hati kami terganggu.
"Apa yang harus kami lakukan ?"
"Katakanlah kepadaku, perbuatan-perbuatan salah mana yang telah kamu lakukan, Anakku," kata Pemuka agama tersebut.
Pria pertama mengatakan ,"Saya melakukan suatu dosa yang berat dan mematikan."
Pria kedua berkata,"Saya telah melakukan beberapa dosa ringan, yang tidak perlu dicemaskan."
"Baik," kata Pemuka agama tersebut, "Pergilah dan bawalah kepadaku sebuah batu untuk setiap dosa yang telah kamu lakukan !".
"Kami telah melakukan suatu dosa," kata mereka dan suara hati kami terganggu.
"Apa yang harus kami lakukan ?"
"Katakanlah kepadaku, perbuatan-perbuatan salah mana yang telah kamu lakukan, Anakku," kata Pemuka agama tersebut.
Pria pertama mengatakan ,"Saya melakukan suatu dosa yang berat dan mematikan."
Pria kedua berkata,"Saya telah melakukan beberapa dosa ringan, yang tidak perlu dicemaskan."
"Baik," kata Pemuka agama tersebut, "Pergilah dan bawalah kepadaku sebuah batu untuk setiap dosa yang telah kamu lakukan !".
Kenaikan Yesus Kristus
Luk 24:46 Kata-Nya kepada mereka: "Ada
tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang
mati pada hari yang ketiga,
Luk 24:47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.
Luk 24:48 Kamu adalah saksi dari semuanya ini.
Luk 24:49 Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."
Luk 24:47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.
Luk 24:48 Kamu adalah saksi dari semuanya ini.
Luk 24:49 Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."
TERSENYUM SELALU...
Ini adalah cerita seorang ibu yg akan menyelesaikan skripsinya.
Saya adalah ibu tiga orang anak (umur 14, 12, dan 3 tahun) dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikannya diberi nama "Tersenyum". Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan tersenyum kepada tiga orang dan mendokumentasikan reaksi mereka. Saya adalah seorang yang mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang dan mengatakan "hello", jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.
Segera setelah kami menerima tugas tsb, suami saya, anak bungsu saya, dan saya pergi ke restoran pada suatu pagi di bulan Maret yang sangat dingin dan kering. Ini adalah salah satu cara kami dalam antrian, menunggu untuk dilayani, ketika mendadak setiap orang di sekitar kami mulai menyingkir, dan bahkan kemudian suami saya ikut menyingkir. Saya tidak bergerak sama sekali... suatu perasaan panik menguasai diri saya ketika saya berbalik untuk melihat mengapa mereka semua menyingkir.
Ketika berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang sangat menyengat, dan berdiri di belakang saya dua orang lelaki tunawisma. Ketika saya menunduk melihat laki-laki yang lebih pendek, yang dekat dengan saya, ia sedang "tersenyum".
Saya adalah ibu tiga orang anak (umur 14, 12, dan 3 tahun) dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikannya diberi nama "Tersenyum". Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan tersenyum kepada tiga orang dan mendokumentasikan reaksi mereka. Saya adalah seorang yang mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang dan mengatakan "hello", jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.
Segera setelah kami menerima tugas tsb, suami saya, anak bungsu saya, dan saya pergi ke restoran pada suatu pagi di bulan Maret yang sangat dingin dan kering. Ini adalah salah satu cara kami dalam antrian, menunggu untuk dilayani, ketika mendadak setiap orang di sekitar kami mulai menyingkir, dan bahkan kemudian suami saya ikut menyingkir. Saya tidak bergerak sama sekali... suatu perasaan panik menguasai diri saya ketika saya berbalik untuk melihat mengapa mereka semua menyingkir.
Ketika berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang sangat menyengat, dan berdiri di belakang saya dua orang lelaki tunawisma. Ketika saya menunduk melihat laki-laki yang lebih pendek, yang dekat dengan saya, ia sedang "tersenyum".
Siapa itu Kebenaran?
Pekan Paskah VI; Kis 17:15.22-18:1; Mzm 148; Yoh 16:12-15
Pernahkah Anda memanfaatkan sebuah metode, “Ucapkanlah kebohongan berulang-ulang maka ia akan menjadi kebenaran.” Sesuatu yang salah sering dianggap benar karena hampir semua orang menyetujui bahkan melakukannya. Sebagian orang mencarinya sebagai kebenaran intelektual dalam bentuk pemahaman atas sejumlah rumusan ajaran, atau ingin meraihnya dengan berusaha hidup secara benar.
Ketika menjanjikan Roh Kebenaran, Yesus memberikan arti baru kepada kebenaran dan meletakkannya bukan sebagai sebuah konsep. Kebenaran tidak berhenti pada konsep, ia bukanlah objek pengetahuan, tetapi sesuatu yang hidup dan menyelamatkan. “Roh Kebenaran akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran, Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang, Ia akan memuliakan Aku, ...”(16:13-14)
Pernahkah Anda memanfaatkan sebuah metode, “Ucapkanlah kebohongan berulang-ulang maka ia akan menjadi kebenaran.” Sesuatu yang salah sering dianggap benar karena hampir semua orang menyetujui bahkan melakukannya. Sebagian orang mencarinya sebagai kebenaran intelektual dalam bentuk pemahaman atas sejumlah rumusan ajaran, atau ingin meraihnya dengan berusaha hidup secara benar.
Ketika menjanjikan Roh Kebenaran, Yesus memberikan arti baru kepada kebenaran dan meletakkannya bukan sebagai sebuah konsep. Kebenaran tidak berhenti pada konsep, ia bukanlah objek pengetahuan, tetapi sesuatu yang hidup dan menyelamatkan. “Roh Kebenaran akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran, Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang, Ia akan memuliakan Aku, ...”(16:13-14)
Langganan:
Postingan (Atom)